Rabu, 06 Juli 2011

Matahari dan Angin


Pada suatu siang ada sekelompok pendaki Gunung Merapi yang telah mencapai puncak. Mereka ramai-ramai bergembira merayakan kemenangannya. Karena dari delapan orang tinggal tiga orang yang bertahan sampai puncak. Ketiga orang itu pun mempunyai cita-cita yang berbeda. Ketua rombongan buru-buru ingin menancapkan bendera, yang satu cari bunga edelwis dan yang satu lagi ingin teriak sekuat-kuatnya.

Sementara itu pemimpin rombongan tersebut berjalan menuju ke sebuah batu yang besar, ia berteriak penuh kemenangan. Dengan jaket tebal yang melilit di tubuhnya dia menancapkan sang saka di tempat yang paling tinggi. Dua bendera tertancap dan menulikan nama-nama teman yang telah berhasil ke puncak.

Melihat itu rupanya angin dan matahari turut senang memperhatikan kemenangan tersebut., maka berkatalah angin kepada matahari. “Hai matahari, lihatlah orang itu merasa hebat setelah sampai di puncak.” Kata angin kepada matahari, “Lantas apa yang kau inginkan dari orang tersebut?” Tanya matahari kepada angin. “Ayo kita tunjukkan juga siapa yang lebih hebat dari kita?”

“Maksudmu apa angin berkata seperti itu? Apa yang bisa membuktikan kita lebih hebat?” Tanya matahari keheranan.. “Coba lihat ketua rombongan yang sendirian memakai jaket tebal itu, siapa diantara kita yang bisa melepas jaket tersebut dialah yang menang.” “Ok kalau begitu aku turutin kemauanmu”.

Angin mendapat giliran pertama untuk bisa melepaskan jaket orang tersebut. Dengan angin yang kencang angin berusaha menyerang orang tersebut. Semakin kencang angin yang menerpa, semakin kencang juga orang yang berjaket tersebut merapatkan jaketnya agar tidak terlepas. Dengan kekuatan tersebut angin tidak bisa melepaskan jaket pemuda tersebut, maka angin menyuruh matahari untuk menunjukkan kebolehannya.

Matahari hanya tersenyum melihat angin kecapaian mengeluarkan tenaga tetapi tidak berhasil juga. Matahari terus tersenyum kepada pemuda berjaket tersebut. Dengan kelembutan dan kehangatan yang dipancarkan matahari, pemuda tersebut mulai kepanasan dan si pemuda pelan-pelan melepas jaketnya. Angin merasa keheranan dan mengaku kalah kepada matahari.

Apa pesan dibalik cerita tersebut?
Banyak sekali orang-orang disekitar kita yang sering ingin memaksakan kehendaknya karena ia merasa kaya, merasa kuat, merasa lebih hebat dari orang disekitarnya.. Sehingga dari sikap, perbuatan dan kata-katanya pun sering tidak memperhatikan perasaan orang lain.

Orang-orang yang sombong, pemarah , merasa benar, pintar dan hebat tersebut ibarat angin. Jika seseorang marah kepada orang lain, mengkritik orang, dan meyalahkan ia merasa dirinya paling benar, paling hebat dan merasa dia terpuaskan. Padahal setelah kejadian tersebut orang yang kena marah dan kritik tersebut justru akan kurang respek, benci dan terkadang menjadi dendam.Seperti angin tadi, dengan kekuatannya justru tidak bisa mengalahkan.

Sementara orang yang tahu menempatkan diri ibarat matahari yang mampu mengalahkan dengan kelemah lembutan. Orang bijak selalu bilang bahwa kita dikatakan hebat jika kita bisa menang tanpa mengalahkan dan menang tanpa menjatuhkan, itulah yang terpuji dan bijak.

Tuhan memberikan kepada kita dua telinga dan satu mulut, tahukah maksudnya?
Berarti kita disuruh lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara. Tanpa harus marah-marah, mengkritik mencela dan lain-lain. Kelemah lembutan dan kasih akan mengalahkan kekerasan, mari kita belajar banyak mendengar sebelum mengucapkan sesuatu.. Dale Carnegie bilang bahwa pembicara yang baik adalah seorang pendengar yang baik.

Baca Selengkapnya »

Jumat, 02 Juli 2010

Sadarkah jika anda memiliki harta karun disekitar anda ?


Ada seorang pengemis yang berusia tiga puluh tahunan, telah puluhan tahun ia berjalan menelusuri kota dari pagi hingga malam hari untuk kelangsungan hidupnya. Ia sama sekali tidak mengerti harus berbuat apalagi selain menjadi pengemis, karena sejak kecil telah dididik oleh orang tuanya untuk menjadi pengemis. Tak satupun ketrampilan yang pernah diajarkan oleh orang tuanya, bahkan membaca atau menulis sama sekali tidak pernah dipelajari.

Dengan badan yang semakin kurus pemuda tersebut berjalan meminta-minta dari rumah ke rumah, dari bis kota ke angkot dan sebagainya. Ia hanya bermodalkan satu mangkok tinggalan kakeknya yang diwariskan kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat meminta-minta di pinggir jalan dan satu-satunya harta yang diwariskan hanyalah mangkok tinggalan sang kakek.

Sang kakek dulunya bukan seorang pengemis tetapi seorang pekerja bangunan, karena kecelakaan kerja membuat kakinya patah. Dari situlah karena tidak ada pekerjaan lain sehingga kakeknya menjadi seorang pengemis. Sebelum kakeknya meninggal, sang kakek meninggalkan sebuah mangkok kuno dengan pesan agar menggunakan mangkoknya sebagai bekal hidupnya. Maka mulai saat itu orang tuanya menggunakan mangkok tersebut sebagai alat untuk meminta-minta.

Pemuda yang telah ditinggal orang tuanya juga kakeknya tersebut mewarisi apa kata leluhurnya untuk menggunakan mangkok sebagai penerus kehidupannya. Meskipun berulang kali pemuda tersebut berdoa dan berusaha agar bisa merobah hidupnya. Berulang kali ia melamar pekerjaan tetapi selalu ditolak karena tidak mempunyai kemampuan apapun. Mengemis juga tidak banyak mendapatkan hasil disebabkan orang selalu melihat dia seorang pemuda yang bisa bekerja.

Doa dan usaha terus dilakukan pemuda tadi, akan tetapi puluhan tahun doa tersebut seperti tidak ada jawaban. Dalam kelaparan dan kehausan, ia menangis disebuah gubuk kosong di pinggiran kota. Air matanya berulang kali diseka dengan pakaiannya yang sudah compang-camping. Dengan air mata di bajunya perlahan-lahan ia membersihkan mangkok warisan leluhurnya, sedikit demi sedikit mangkok tersebut menjadi bersih dan menjadi kuning keemasan.

Pemuda tersebut tidak berpikir jauh tentang mangkok tersebut kecuali akan menjual mangkok kuningan tersebut kepada seorang tuan yang sering memberi ia makan dan minum untuk membeli makan karena telah dua hari tidak terisi nasi sama sekali.
Sesampai di tempat tuan tersebut beliau memandang dan memeriksa benda tersebut hampir tidak berkedip, karena ia seorang arkeolog yang mengerti bahwa itu benda yang sangat berharga.

Setelah diteliti dengan seksama ternyata mangkok tersebut adalah mangkok emas 24 karat berberat hampir satu kilogram bertuliskan sansekerta. Setelah mengetahui kenyataan benda tersebut si arkeolog bercerita bahwa mangkoknya berharga ratusan juta, maka pingsanlah seketika pengemis tersebut.

Beberapa minggu kemudian berkat bantuan arkeolog tersebut kehidupannya jadi berubah. Baik cara hidup, sikap dan perilakunya. Saat ini pengemis tersebut memulai usaha baru, menjual bakso keliling sesuai dengan impian yang telah dibayangkan puluhan tahun yang lalu.

Apa hikmah yang bisa kita ambil dari cerita diatas?
Karena doa, usaha dan percaya yang membuat pengemis tersebut menjadi apa yang diinginkan, yaitu menjual bakso keliling. Meskipun ia seorang pengemis dia berani bermimpi dan terus berusaha yang tak kenal lelah. Mungkin juga ia mempercayai apa itu mukzizat. Dan saya banyak belajar agar kita setiap hari selalu berani berharap mendapat mukzizat meskipun kecil di kehidupan kita.

Seperti orang tua pengemis tadi, mereka menerima warisan mangkok dari orang tuanya dan berfikir orang tuannya menyuruh menggunakan mangkok tersebut sebagai alat- meminta-minta, padahal itulah modal hidup yang dikehendaki orang tua mereka.
Seperti juga anda dan saya, mungkin saat ini kita selalu berharap dan memohon kepada Tuhan agar diberi sarana untuk merubah kehidupan kita, padahal kemungkinan besar apa yang kita inginkan sebenarnya sudah ada di tangan kita seperti mangkok pengemis tadi.

Kalau anda masih mencari-cari perubahan hidup, berharap ke sesuatu impian yang tidak pernah tercapai, mari kita pelajari diri kita, disekitar kita, talenta kita maupun kesempatan-kesempatan emas yang sebenarnya telah diberikan Tuhan akan tetapi kita tidak menyadarinya. Mungkin bisnis sampingan kita, bakat kita yang tidak terolah dan sebagainya yang ada pada kita adalah harta karun yang belum pernah tergosok

Baca Selengkapnya »

Senin, 22 Maret 2010

Berapa Nilai Diri Anda?


Dalam satu minggu ini saya menemukan dua orang yang sangat luar biasa. Kemaren ketika saya membeli sebuah monitor baru, setelah pembayaran langsung salah satu kuli mengangkat monitor yang telah saya beli. Sesampai di tempat parkir, ia tidak langsung membereskan ke kendaraan saya, ia hanya senyum-senyum lalu berkata, “Sebentar pak, mau menghitung uang sebentar.”

Saya perhatikan ia menghitung uangnya dengan semangat, “Baru gajian ya mas?” Tanya saya. “ Enggak mas, sini gajian akhir bulan dan ini saya minta gaji duluan berarti besok akhir bulan saya tidak menerima.” Saya hanya mengangguk-angguk, tiba-tiba ia mendesah, “Yes pas!” “ Gajinya berapa mas disini?” tanya saya, “ sembilan ratus lebih dikit mas, kalau lembur ada tambahan ini gaji bersih saya.”

Sambil membenahi kotak monitor ia kembali bercerita bahwa ia hanya pakai izasah SMP, gaji kalau sama lembur hari minggu masuk rata-rata satu juta dua ratus ribu. Uang gajian yang diambil terlebih dulu tersebut rencana untuk bayar kuliah semester adiknya yang kuliah di Unila. Bapak dan ibunya hanya buruh di kota gajah, dia sendiri yang membiayai kuliah adiknya dengan harapan kalau adiknya lulus dan bekerja yang lebih baik berarti bisa bantu orang tuanya jika tua nanti.

Ia bercerita lebih lanjut bahwa kebahagiaan dia jika ia dapat membahagiakan adik dan orang tuannya. Dia juga bangga apabila bisa membiayai adiknya hingga sarjana, berarti hidup saya ini berharga, kedua tangan dan kaki saya ini juga tidak ternilai harganya, karena dapat memberikan yang terbaik bukan hanya untuk dirinya.

Satu lagi tentang tukang bangunan yang ada disamping rumah saya. Dia hanya lulusan SMP, dia kelihatan dan terkenal orang yang sangat sabar tetapi di pagi itu dia bisa marah-marah gara-gara keserempet motor dan melukai tangan kanannya. Setelah ditanyai temannya kenapa bisa marah seperti itu dia hanya menjawab, “ Kehidupan keluargaku juga dua adikku ada di tangan ini, kalau tangan patah memang yang numbur mau bertanggung jawab dengan keluarga saya?”

Dari pagi sampai sore dia menjadi tukang bangunan yang perharinya 55 ribu rupiah atau sekitar hampir satu setengah juta perbulan. Setelah sholat Mahgrib dia menjalankan sebuah MLM yang menurut ceritanya dia hanya menjual produk tanpa menggunakan sistem tapi rata-rata bisa menghasilkan diatas satu juta.

Bagaimana dengan anda yang masih bisa membuka internet meskipun seminggu tiga kali, apakah anda tidak bersyukur?
Tangan anda, kaki anda, mata anda, kesehatan anda dan terlebih otak anda bukankah itu tidak ternilai harganya? Mari kita belajar bersyukur setiap hari. Benarkah diri kita bernilai bagi keluarga? Ataukah selama ini anda tidak menggunakan segala keutuhan dan kekuatan di dalam diri anda?

Waktu anda sangat berarti baik bagi keluarga maupun diri anda sendiri. Berapa nilai satu jam anda? Haruskah terbuang oleh ngrumpi yang tak pasti? Atau nonton TV yang tidak banyak arti? Banyak saat ini dijumpai orang-orang yang hanya menggunakan maximal 4 jam perhari dengan penghasilan berkali-kali dari penghasilan kita, mengapa kita tidak meniru mereka?

Seperti Robert T. Kiyosaki katakan bahwa uang adalah hanya sebuah ide. Kini saatnya bagi kita yang belum memperoleh kemandirian baik waktu maupun uang menciptakan ide-ide tersebut. Mari kita saling berpacu untuk membuat penghasilan satu hari bernilai satu jam kita. Setelah tercapai buatlah satu hari kita bernilai satu bulan gaji kita dan selebihnya tergantung keputusan anda.

Baca Selengkapnya »

Sabtu, 30 Januari 2010

Prioritas Hidup


Jason Pipoly adalah seorang yang telah berhasil menaklukkan Selat Catalina dari Pelabuhan Long Beach – Los Angeles ke Pulau Catalina.
Impian itu baru tercapai pada tanggal 4 September 2003 saat dia berumur 32 tahun. Dia berenang dengan kedua lengannya karena dia lumpuh akibat kecelakaan mobil pada tahun 1998.

Kekuatan impian yang membuatnya berlatih 3 jam sehari hampir selama empat tahun. Untuk mewujudkan impiannya itu dia harus menunggu sekitar 20 tahun. Meskipun cacat dia berhasil menyeberangi laut yang dingin sejauh 21 mil dengan waktu 18 jam. Ombak yang besar serta ancaman hiu di perjalanan tak membuat surut untuk mewujudkan impiannya.

Banyak dari saudara dan kerabatnya yang menghalangi niatnya karena kondisi tubuh yang cacat. Akan tetapi Pipoly tetap teguh memegang impiannya, karena badan yang lumpuh dari pinggang ke bawah adalah bukan merupakan hambatan yang bisa menghentikan impiannya.

Bagaimana dengan kita? Jika kita menghendaki sesuatu apakah segigih Pipoly? Banyak dari kita yang merasa nyaman hidupnya ‘dalam tanda kutip’ padahal kehidupan yang sebenarnya jauh dari kenyamanan dan masih kekurangan tetapi tidak mau peduli.

Saya mempunyai teman seorang milyarder di Jakarta, dia bersama anak-anaknya telah mengunjungi kelima benua bukan hanya sekali atau dua kali dan dia tetap bekerja keras. Kalau kita tanya kenapa dia masih sibuk bekerja? Apa yang selalu dia katakan kepada teman-temannya? “Musuh terbesar dari kesuksesan adalah Kenyamanan!”
Dan dia selalu ingin agar hidupnya menjadi perantara berkat bagi sesamanya.

Anda dan saya seharusnya bersyukur apabila kita masih bisa makan setiap hari, kesehatan yang cukup dan dicintai keluarga, akan tetapi kenapa kita tidak berusaha memberikan sesuatu dari kehidupan kita?
Coba tanya kepada istri, anak atau yang belum berkeluarga tanya kepada orang tua, apakah kita sudah cukup memberikan yang terbaik bagi mereka?

Saya selalu diingatkan oleh teman-teman saya akan prioritas hidup. Apa prioritas hidup anda? Saya banyak belajar dari teman yang telah sukses (benar-benar sukses) karena mereka mempunyai waktu dan uang. Prioritas pertama adalah Tuhan, Kedua adalah keluarga, Ketiga adalah pekerjaan dan Keempat adalah bisnis sampingan anda atau hobi anda.

Mungkin untuk anda dan saya masih sulit untuk membuat prioritas seperti itu. Mau khusuk berdoa tapi perut lapar atau anak-anak masih perlu ini dan itu tetapi uang terbatas. Mau mengutamakan keluarga tetapi pekerjaan kantor yang selalu menumpuk dan hp harus selalu stand by kalau bos setiap saat mau menghubungi. Otomatis prioritas yang benar itu sirna.

Memang tidak mudah untuk membuat prioritas yang benar kita terapkan, tetapi paling tidak kita selalu mengingat dan berusaha menempatkan prioritas-prioritas tersebut dalam kehidupan kita.
Tuhan, keluarga baru pekerjaan.

Selamat untuk anda yang saat ini telah bekerja keras untuk pasif income! Karena anda di jalur yang benar, dan jika anda telah memiliki pasif income, prioritas yang benar tersebut bisa anda lakukan. Untuk kita yang belum mari kita tancapkan impian kita ke batu karang agar tidak gampang goyah. Jika kita mempunyai impian yang besar seperti Pipoly, tidak ada alasan kesehatan, umur, kondisi keuangan dan sebagainya.

Baca Selengkapnya »

Minggu, 13 Desember 2009

Seringkah Anda Mengucapkan Kata Tidak Mungkin?


Bob Wieland adalah salah seorang yang berani mengalahkan ketidak mungkinan. Ia lahir pada tahun 1946, meskipun dengan keadaan tubuh yang cacat tanpa kaki, ia berani mengikuti lomba “Los Angeles Marathon” berlari dengan menggunakan kedua tangannya. Jarak yang ditempuh tidak tanggung-tanggung yakni sekitar 26,2 mil ditempuh dengan 173 jam 45 menit.

Waktu dan jarak tersebut tidak termasuk yang spektakuler, karena ia pernah berlari dari California Selatan menuju Washington, melintasi Amerika selama tiga tahun, delapan bulan plus enam hari. Ia lari dari tahun 1982 sampai 1986 dengan garis finish di Monumen Peringatan Perang Vietnam. Di tempat itu Wieland mengenang salah seorang petugas medis yang meninggal saat berlari ingin menolong Wieland yang terluka di medan perang.

Dengan lari jarak jauh yang memerlukan waktu tiga tahun tersebut Wieland bertujuan menggalang dana untuk orang miskin dan kelaparan. Ia menaklukkan kata tidak mungkin di dalam kamusnya dan membuktikan bahwa meskipun ia cacat, ia bisa hidup dan berguna bagi orang banyak.

Apakah anda sering mengatakan sesuatu itu tidak mungkin?
Ada sebuah buku yang menceritakan seorang guru di Amerika punya kebiasaan setiap masuk kelas sebelum mulai pelajaran, guru tersebut selalu menulis kata can’t besar-besar. Setelah itu ia menghapus huruf ‘T’ kemudian menyuruh murid-muridnya membaca keras ‘Can’. Dari sesuatu yang sederhana itu tidak hanya membuat guru itu terkenal tetapi banyak yang membuat anak didiknya berhasil baik dalam pelajaran maupun hidupnya.

Dalam buku The Secret juga dituliskan bahwa, kalimat yang menggunakan kata tidak, baik tidak mungkin, tidak ingin, dan sebagainya agar dihindari. Kenapa? Ternyata alam tidak mengenal kata tidak. Saya tidak mau miskin berarti saya mau miskin. Saya tidak mungkin gagal, diartikan oleh alam bahwa saya gagal. Maka sebaiknya kita bisa menghindari kata tersebut.

Dalam pertunjukan sulap yang pernah ditayangkan di televisi pun juga pernah, bahwa apa yang diucapkan oleh orang yang terkena hipnotis yang mengatakan tidak akan, tidak mau dan sebagainya justru akan terkena. Dan diakhir tayangan sulap tersebut penyulap juga mengatakan jangan pernah menggunakan kata tidak dalam angan-angan anda.

Dari cerita diatas kita bisa simpulkan bahwa ucapan kita sebaiknya selalu bernada optimis dan positip. Apapun yang kita katakan akan menggiring kearah itu. Jika anda mengatakan tidak mungkin, maka segala sesuatu akan terus mendukung anda bahwa sesuatu itu tidak mungkin. Akan tetapi jika anda mengatakan sesuatu itu mungkin, maka ada seribu jalan menuju Roma untuk mewujudkan bahwa sesuatu bisa dikerjakan dan dicapai.

Keputusannya kembali kepada anda, apakah anda akan menjadi negator dan pesimistis atau anda akan selalu berpikir, berucap sebagai orang yang optimis dan positip. Seperti kata mutiara yang mengatakan lebih baik gagal setelah mencoba dari pada gagal tetapi tidak pernah mencoba. Dan mencoba untuk bertutur, berpikir dan berangan yang baik, saya yakin hasilnya pun akan baik

Baca Selengkapnya »

Rabu, 18 November 2009

Tidak Ada Orang Gagal


Dr. Eden Ryl adalah seorang psikolog spesialis perilaku yang juga pembicara terkenal.
Ia mengadakan sebuah eksperimen dengan menggunakan ikan Great northern Pike (jenis salmon besar dengan panjang hingga 1,5 m dengan berat sampai 20 kg. Ikan tersebut dimasukkan ke dalam aquarium dan diberi makan ikan kecil-kecil berukuran 6-9 cm. Selama beberapa hari Dr. Eden Ryl merekam gerak-gerik ikan tersebut dengan camera

Beberapa hari kemudian Dr. Eden mengubah kondisi aquarium dengan meletakkan penyekat kaca, untuk memisahkan antara ikan besar dengan ikan kecil. Setiap kali ikan besar berusaha memakan ikan kecil, selalu terbentur dengan kaca penyekat hingga luka-luka dan kesakitan. Kejadian itu dibiarkan beberapa hari dan ikan besar merasa frustasi dan putus asa karena berkali-kali gagal dan terbentur kaca penyekat tersebut.

Dalam eksperimen berikutnya, kaca pembatas dicabut dari aquarium dan apa yang terjadi? Ikan besar tersebut tidak menyentuh ikan kecil sama sekali dan kemudian ikan besar tersebut mati disekitar makanan yang berlimpah didepannya. Karena ikan besar tersebut yakin bahwa ia tidak pernah bisa memakan ikan-ikan kecil tersebut.

Apa makna cerita diatas menurut anda?
Seringkali kita trauma dengan kegagalan masa lalu. Bisnis ini pernah aku coba dan gagal. Sistem ini juga pernah aku coba tetapi juga gagal. Ingat dunia ini berubah! Memang kita tidak bisa melupakan masa lalu begitu saja. Apa yang anda anggap dulu benar, belum tentu saat ini seperti itu. Bisnis atau usaha yang dulu pernah anda coba dan gagal mungkin kini saat yang tepat untuk memulai.

Apakah anda bisa mengendarai kendaraan dengan lancar dan cepat sementara anda selalu melihat terus kaca spion? Begitu juga dengan masa depan anda adalah berada jauh didepan anda, dan jalan yang telah anda lalui tidak ada hubungannya dengan masa depan anda. Semakin anda banyak mencoba dan gagal, berarti keberhasilan sudah mendekati anda.

Kita memang tidak tahu sampai hitungan ke berapa kita bisa sampai keberhasilan. Jika kita tahu hitungan keberapa kita bisa berhasil tentu kita tidak pernah berhenti. Sseperti Thomas Alfa Edison harus melakukan 10 ribu kali percobaan untuk menemukan lampu pijar. Penolakan dan kegagalan adalah paket dari keberhasilan, dan anda tidak akan berhasil jika tidak mau menerima kedua paket tersebut.

Dalam dua bulan ini kami telah mengirimkan sekitar 107 penawaran, dan jawabannya? Tujuh yang mengatakan ok, 17 belum memberi jawaban iya atau tidak dan 83 mengatakan tidak! Tetapi kami sadar bahwa dari 7 jawaban iya tersebut, tidak akan terjadi kalau hanya mengajukan 7 penawaran. Orang China dengan yi dan yang, ada malam pasti ada siang, ada tidak pasti ada ya.

Mungkin anda telah mendapatkan ratusan jawaban tidak, jangan menyerah, siapa tau hanya satu lagi anda mendapat jawaban ya. Seperti kejadian nyata oleh seorang pengusaha penambang emas. Puluhan tahun dia telah mendapatkan kekayaan dari hasil tambangnya, dan pada suatu saat area tersebut tidak menghasilkan lagi emas. Mereka terus menggali hingga ratusan meter akan tetapi tidak menemukan emas, maka area tersebut mereka jual.

Tahu apa yang terjadi selanjutnya?
Setelah tambang emas itu digarap kembali oleh pembeli baru, ternyata hanya beberapa meter dari penambang sebelumnya, diketemukan tambang emas yang ratusan kali lipat dari penambang sebelumnya. Jadi, untuk anda semua yang sedang berjuang, jangan cepat berhenti, karena tidak ada orang yang gagal di dunia ini! Yang ada hanyalah orang yang terlalu cepat untuk memutuskan berhenti!

Baca Selengkapnya »

Kamis, 05 November 2009

Keputusan


John Goddart ketika masih berumur 15 tahun berani menuliskan 127 sasaran hidupnya. Sasarannya sangat besar dan penuh tantangan yang luar biasa berat. Keinginan itu antara lain, ingin menjelajahi sungai terbesar di dunia, seprti sungai Amazon, Nil dan lain-lain. Ia juga ingin mendaki 16 gunung ternama di dunia, ingin memerbangkan pesawat, mengunjungi kutub utara dan selatan, membaca kitab sucinya sampai tamat, mempelajari kebudayaan primitif di 12 negara, keliling dunia, dan masih banyak lagi yang lain.

Apakah impian tersebut dapat tercapai? Ternyata pada usia 50 tahun, ia telah menjadi petualang ternama dan lebih dari seratus impiannya telah tercapai. Apa alasan Goddart menulis impian sebanyak itu? Hanya dua alasan yang pertama untuk memotivasi diri agar tujuan bisa terfokus dan yang kedua ia tidak ingin diatur orang lain setelah berumur 40 tahun dan mempunyai hidup yang berguna.

Pada tanggal 29 Oktober 2009 jam enam pagi saya dikejutkan oleh sebuah kalimat bahwa, apa yang anda alami saat ini adalah hasil keputusan dua sampai lima tahun yang lalu. Yang kedua, sebuah kalimat yang berbunyi, anda tidak akan mencapai hasil yang berbeda tanpa anda merubah arah anda yang berbeda pula. Dari kalimat tersebut kami berani menuliskan apa visi 2 – 5 tahun yang akan datang. Kemana arah yang kami tuju, kendaraan apa yang akan kami gunakan untuk sampai ke tempat tersebut.

Pada tanggal 1 November, kami menghadiri sebuah seminar bisnis bersama istri, ternyata beliau juga bicara tentang keberanian mengambil keputusan adalah langkah awal dari semua keberhasilan. Jangan memandang bagaimana keadaan kita saat ini, akan tetapi fokuskan diri kita mau jadi apa 2 – 5 tahun dari sekarang.
Menang dalam bidang apapun juga karena hasil keputusan, dengan berani mengambil keputusan dari kecil sampai besar adalah konsekwensinya terlihat beberapa tahun kemudian.

Anda pasti bisa jika anda pikir bisa, apa pun yang anda lakukan saat ini belum 100 persen menggunakan semua kemampuan yang anda miliki. Seperti cerita kapal Titanic yang begitu megah bisa hancur dalam sekejap oleh gunung es kecil yang ditabrak. Gunung es tersebut memang nampak kecil karena yang tampak hanya sekitar sepuluh persennya saja, sedangkan yang sembilan puluh persen berada di bawah yang merupakan kekuatan terbesarnya. Begitu juga Gunung Krakatau dan gunung es lainnya.

Apa maksud cerita diatas?
Jika anda menginginkan sesuatu yang anda anggap besar, terus upayakan sampai yang anda inginkan tercapai. Jika anda terus gagal, dan anda tetap fokus dan berniat mencapai hasil tersebut anda pasti bisa. Kekuatan anda baru sekian persen yang terpakai, dengan keputusan, bekerja keras dan doa, tidak ada yang mustahil dalam kehidupan anda.

Ambil keputusan saat ini juga, jika anda menginginkan hasil yang berbeda, anda harus melakukan sesuatu yang berbeda pula. Seperti kata Thoreau, “Jika seseorang bergerak menuju impiannya dengan percaya diri dan bekerja keras untuk mewujudkan kehidupan seperti yang dibayangkan, maka dia akan menjumpai kesuksesan dalam waktu lebih cepat dari yang ia duga.”

Baca Selengkapnya »
Powered By Blogger

Back to TOP